BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seluruh
kendaraan dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi
jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada suatu
kendaraan tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau
tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya,
pada saat jalan mendaki, kendaraan membutuhkan momen punter (torsi) yang besar,
namun kecepatan atau laju kendaraan yang dibutuhkan rendah.
Pada saat
ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas
dibuka penuh namun putaran mesin tersebut
harus dirubah menjadi kecepatan atau laju yang rendah. Sedangkan
pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata, kecepatan
diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar.
Dari
pendahuluan diatas, sesuai dengan yang akan dibahas yakni tentang system
kopling, maka sebagai kesimpulan awal
bahwa system kopling masuk pada bagian system pemindah tenaga. Oleh karena itu pada
pembahasan kali kita akan membahas secara terperinci yang erat kaitannya dengan system kopling.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka disusun beberapa
rumusanmasalah sebagai berikut :
1. Apa fungsi kopling?
2.
Apakah fungsi kopling?
3.
Apakah ada
jenis-jenis kopling?
4.
Komponen utama apa saja yang ada
pada sistem kopling?
5.
Bagaimanakah prinsip kerja
kopling?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Penulisan :
1.
Mengetahui
Fungsi kopling.
2.
Mengetahui
jenis-jenis kopling.
3.
Mengetahui komponen-komponen
utama yang terdapat pada kopling.
4.
Mengetahui prinsip
kerja kopling.
1.3.2
Tujuan Prakerin :
1.
Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang
sesungguhnya.
2.
Memiliki tingkat kompetensi standar yang sesuai dengan yang
diserahkan oleh dunia kerja.
3.
Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu ekonomis, bisnis
kewirausahawan dan produktif.
4.
Dapat menyerap perkembangan tekhnologi dan daya kerja untuk
kepentingan pengembangan dirinya.
1.4 Waktu
dan Tempat
Prakerin di mulai
pada tanggal 19 November 2012 sampai dengan 22 Januari 2013 di bengkel
PT.WILMAR PLATANTIONS ( ex PT. TANIA SELATAN )
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kopling
Kata
kopling berasal dari kata serapan coupling yang kata dasarnya adalah couple,
artinya pasangan. Namun
pengertian kopling di Indonesia berbeda dengan coupling di luar negeri. Kopling
di negara kita lebih identik dengan clutch. Pengertian coupling pada kendaraan
bermotor adalah
hubungan antara engkol
dan roda, dimana engkol yang terhubung dengan roda dapat menghasilkan tenaga
mesin.
Kopling
adalah komponen motor yang
menghubungkan poros engkol dengan poros roda gigi transmisi. Kalau di luar
negeri komponen ini bernama clutch.
2.2 Kopling dan
Fungsinya
Kopling atau Clutch merupakan peralatan transmisi yang menghubungkan/meneruskan
atau memutuskan putaran dari poros
engkol ke poros roda gigi transmisi (perseneling) ketika mulai atau pada saat mesin akan
berhenti atau memindahkan gigi.
Dengan
kata lain, fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke
transmisi, kemudian transmisi mengubah
tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan. Kopling dikatakan baik jika memiliki
syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Dapat menghubungkan putaran mesin
ke transmisi dengan lembut.
2.
Dapat memindahkan tenaga mesin ke
transmisi tanpa slip.
3.
Dapat memutuskan hubungan dengan
cepat dan sempurna.
Kopling adalah
peralatan transmisi yang menghubungkan porosengkol dengan poros roda gigi
transmisi. Kopling suatu perangkat / sistem yang merupakan
bagian dari sistem pemindah. Fungsi kopling adalah untukmemindahkan, memutus
dan menghubungkan putaran tenaga mesin ketransmisi, kemudian transmisi mengubah
tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan
dengan lembut dan cepat.
|
Gambar 2.1 Kopling / Clutch
Pada bidang
otomotif, kopling digunakan untuk memindahkan tenagamotor
ke unit transmisi. Dengan menggunakan kopling, pemindahan gigi-gigi transmisi dapat
dilakukan, koling juga memungkinkan motor
juga dapat berputar walaupun tidak dalam posisi netral.
|
Gambar 2.2 Konstuksi letak unit
kopling (clutch) pada kendaraan
Dalam
keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu
pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan,karena saat
pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong release fork dan release fork akan mendorong release bearing . Sehingga release
bearing akan mengangkat mendorong pegas diapraghma dan pressure palte, clutch
disc akan terlepas
dengan flywheel. Serentak roda
gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah yang
memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi. Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat
minimal sebagai berikut :
a) Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan
lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusandan penghubungan
tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya
proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
b) Harus dapat memindahkan tenaga
mesin dengan tanpa slip Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara flywheel dan
plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin
terpindahkan 100%.
c) Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat
memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus
betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada
saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan
putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus
dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau
tidak banyak membutuhkan waktu.
2.3 Jenis- jenis
Kopling
Secara garis besar dapat di
kelompokkan menjadi 2 yaitu :
2.3.1 Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen
mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke
poros yang digerakan secara pasti (tanpa terjadi selip), dimana sumbu
kedua poros tersebut terletak satu garis lurus atau dapat sedikit perbedaan
sumbunya. berbeda dengan kopling tak tetap yang dapat dilepaskan dan
dihubungkan bila diperlukan, maka kopling tetap selalu dalam keadaan terhubung.
2.3.1.1 Macam-macam kopling tetap
Kopling
tetap mencakup kopling kaku yang tidak mengijinkan ketidak lurusan kedua sumbu poros,
kopling luwes (fleksibel) yang sedikit ketidak lurusan sumbu. poros, dan kopling universal yang dipergunakan
bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup besar.
Adapun
macam-macam kopling tetap adalah sebagai berikut :
2.3.1.1.a Kopling Fluida
|
Gambar 2.3 Bagan
kopling fluida
Umur mesin dan peralatan yang dihubungkan akan menjadi lebih panjang
dibandingkan dengan pemakaian kopling tetap biasa diameter poros juga
dapat diambil lebih kecil. Start dapat dilakukan lebih mudah dan percepat dapat
berlangsung dengan halus, karena kopling dapat diatur sedemikian rupa hingga
penggerak mula diputar terlebih dahulu sampai mencapai momen maksimumnya dan
baru setelah itu momen diteruskan kepada poros yang digerakan. Jika beberapa
kopling fluida dipakai untuk menghubungkan beberapa penggerak mula secara
serentak, distribusi beban yang merata di antaramesin-mesin penggerak
mula tersebut dapat diperoleh dengan mudah.
|
Gambar
2.4 Macam-macam kopling fluida
Momen yang diteruskan dikendalikan dengan mengatur
jumlah minyak didalam sirkuit, dan pada
kopling yang terakhir pengendalian dilakukan dengan menghalangi sebagian
dari sirkirt aliran fluida dengan plat penghalang. Cara yang terakhir ini dipakai pada kopling
dengan kapasitas besar dan mesin berputaran tinggi.
2.3.1.1.b Kopling Kaku
|
Gambar 2.5 Macam-macam kopling tetap
Kopling
kaku tidak mengijinkan sedikitpun ketidak lurusan sumbu kedua poros serta tidak
dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Pada waktu pemasangan,
sumbu kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan segaris dengan tepat
sebelum baut-baut flens dikeraskan. Untuk
dapat menyetel lurus kedua sumbu poros secara mudah, permukaan Flens yang satu dapat dibubut ke dalam dan permukaan
flens yang menjadi pasangannya di bubut menonjol sehingga dapat saling
mengepas. bagian yang harus diperiksa adalah baut. Jika antara
ikatan kedua flens dilakukan dengan baut-baut pas, dimana lubang lubangnya dirim, maka meskipun di usahakan ketelitian yang
tinggi, distribusi tegangan geser pada semua baut tetap tidak dapat dijamin
seragam. Makin banyak jumlah baut
yang dipakai, makin sulit untuk menjamin keseragaman tersebut. sebagai
contoh dalam hal kopling yang mempunyai ketelitian
rendah, dapat terjadi bahwa hanya satu baut saja yang menerima seluruh beban
transmisi hingga dalam waktu singkat akan putus. Jika setelah baut itu putus
terjadi lagi pembebanan pada satu baut, maka seluruh baut akan mengalami hal
yang sama dan putus secara bergantian
2.3.1.1.c Kopling Karet Ban
Mesin-mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya
melalui kopling flens kaku, memerlukan penyetelan yang sangat teliti agar kedua
sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus. Selain itu,
getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara mesin penggerak
dan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga dapat memperpendek umur mesin
serta menimbulkan bunyi berisik.
Untuk menghindari kesulitan-kesulitan diatas dapat dipergunakan
kopling karet ban. Kopling ini dapat
berkerja dengan baik mekipun kedua sumbu poros yang dihubungkannya tidak
benar-benar lurus. kopling ini juga dapat meredam tumbukan dan getaran yang
terjadi pada transmisi.
|
Gambar 2.6 Daerah kesalahan yang diperbolehkan pada
kopling karet ban
Kopling ini masih dapat meneruskan
daya dengan halus. Pemasangandan pelepasan juga dapat dilakukan dengan mudah karena
hubungan dilakukan dengan jepitan baut pada ban karetnya. variasi
beban dapat pula diserap oleh ban karet, sedangkan hubungan listrik antara
kedua poros dapat di cegah pada gambar dibawah ini memperlihatkan susunan ban
karet yang umum di pakai.
|
Gambar 2.7 Susunan kopling
karet ban
Karena keuntungannya demikian banyak, pemakain kopling
ini semakin luas.
Meskipun harganya agak lebih tinggi dibandingkan
dengan kopling flens kaku, namun keuntungan yang diperoleh dari segi-segi
lain lebih besar.
2.3.2 Kopling Tidak Tetap
Kopling tak tetap adalah suatu
elemen mesin yang menghubungkan poros yang digerakan dan poros penggerak,
dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan
kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar.
2.3.2.1 Kopling Cakar
|
Gambar
2.8 Dua macam Kopling Tidak Tetap
Dengan demikian tidak dapat sepenuhnya berfungsi sebagai
kopling tak
tetap yang sebenarnya. Sebaliknya kopling cakar spiral dapat di hubungkan dalam keadaan berputar, tetapi hanya
baik untuk satu arah putaran tertentu saja. Namun demikian, karena timbulnya
tumbukan yang besar jika di hubungkan dalam keadaan berputar, maka
cara menghubungkan
semacam ini hanya boleh dilakukan jika poros penggerak mempunyai
putaran kurang dari 50 (rpm).
2.3.2.2 Kopling Plat
|
Gambar 2.9 Penggolongan kopling menurut cara kerja
2.3.2.3 Kopling Kerucut
|
Gambar
2.10 Kopling kerucut
Kopling macam ini dahulu banyak dipakai, tetapi sekarang
tidak lagi
karena daya yang diteruskan tidak seragam. Meskipun demikian, dalam
keadaan dimana bentuk plat tidak dikehendaki, dan ada kemungkinan terkena minyak. Kopling kerucut sering lebih menguntungkan. Jika daya yang diteruskan dan putaran
poros kopling diberikan,
maka daya rencana dan momen rencana dihitung dengan menggunakan
faktor koreksi.
2.3.2.4 Kopling Friwil
Kopling friwil adalah kopling yang dapat lepas dengan
sendirinya bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah
berlawanan dari poros yang digerakan. Bola-bola atau rol-rol dipasang dalam
ruangan yang bentuknya sedemikian rupa hingga jika poros penggerak (bagian
dalam) berputar searah jarum jam,
maka gesekan yang timbul akan menyebabkan rol atau bola terjepit
diantara poros penggerak dan cincin luar, sehingga cincin luar bersama poros yang digerakan akan berputar meneruskan
daya. Jika poros penggerak berputar
berlawanan arah jarum jam, atau jika poros yang digerakan berputar lebih cepat
dari poros penggerak, maka bola atau rolakan lepas dari jepitan hingga
terjadi penerusan momen lagi. Kopling ini sangat
banyak gunanya dalam otomatisasi mekanis.
|
Gambar
2.11 Kopling Friwil
2.4 Komponen Utama Kopling
2.4.1 Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor, roda
penerus juga berfungsi sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.
2.4.2 Pelat Kopling
|
Gambar
2.12 Kontruksi plat kopling dan
kelengkapannya
Plat kopling adalah komponen unit kopling yang
berfungsi menerima dan meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat
penekan ke input shaft
transmisi.
Plat
kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi.
Bagian plat kopling yang beralur dan berhubungan dengan input shaft
transmisi dinamakan clutch hub. Kampas kopling ( facing ) dipasangkan pada plat kopling untuk memperbesar
gesekan. Kampas kopling dipasangkan pada cushion
plate dengan
dikeling.
Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga dengan dikeling. Hentakan
saat kopling mulai meneruskan putaran dan pada saat tak selerasi
dan deselerasi diredam oleh torsion dumper.
Terdapat dua jenis torsion dumper yakni torsion rubber
dumper dan torsion spring dumper
2.4.3 Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang. Pelat
tekan berbentuk bulat dan diameternya hampir sama dengan diameter plat
kopling. Salah satu sisinya
( sisi
yang berhubungan dengan plat kopling ) dibuat halus,
sisi ini akan
menekan plat kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk
yang disesuaikan dengan kebutuhan penempatan komponen kopling
lainnya.
2.4.4 Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan
dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma.
tutup dan tuas penekan.
Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap
pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. Jumlah pegas ( kekuatan
tekan ) disesuaikan
dengan besar daya yang harus dipindahkan.
|
Gambar
2.13 Unit plat penekan
2.4.5 Mekanisme Penggerak
|
Gambar
2.14 Mekanisme penggerak kopling
2.4.6 Rumah Kopling
|
Gambar 2.15 Rumah
kopling
Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas
penekan, tuas penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya
clutch cover dibedakan menjadi tiga yakni boss drive type clutch
cover, radial strap type clutch cover dan corded strap drive type clutch cover. Pada
tipe boss drive
plat penekan
dipasangkan pada rumah kopling dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga
tidak bias lembut. Tipe radial strap type clutch cover dan corded strap drive type clutch
cover. Pada
tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah kopling oleh strap (plat baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded strap drive plat
penekan ditahan oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga
daya elastisitas plat tersebut memungkinkan perpindahan tenaga
terjadi dengan lembut.
|
Gambar
2.16 Rumah kopling tipe radial strap drive dan
chorded strap
2.5 Macam
Kopling Menurut Cara Kerja
2.5.1 Kopling
Hidrolik
Dinamakan
kopling hidrolik karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan
memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan
menempatkan cairan/ minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar, sehingga
cairan akan terlempar/ bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat putaran sehingga
fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang digunakan sebagai penerus/
pemindah tenaga.
Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah :
Ø Pump impeller : merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan
tenaga hidrolis pada fluida.
Ø Turbin
runner : adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolisfluida yang
dibangkitkan pump impeller.
Ø Stator : adalah mekanisme
pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran
yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan
sehingga didapatkan peningkatan momen/ torsi.
|
Gambar 2.17 Kopling Hidrolik
2.5.1.1 Sistem Mekanik
Pengoperasian unit kopling sistem mekanik
menggunakan kabel baja yang menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas
kopling. Saat pedal kopling diinjak, maka akan menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh
plat tekan. Saat pedal dilepas,
maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula oleh pegas pengendali pedal. Sementara tuas kopling akan
kembali pada posisi
semula oleh pegas diafragma, perhatikan gambar berikut :
|
Gambar 2.18 Pedal Kopling Sistem Mekanik
2.5.1.2 Sistem
Hidrolis
Sistem yang kedua adalah pengoperasian secara hidrolis
dapat dilihat
seperti pada gambar berikut ini.
|
Gambar
2.19 Pedal Kopling Sistem hidrolis
Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini
memanfaatkan tekanan hidrolis minyak. Pedal kopling dalam hal ini berfungsi
untuk menekan minyak yang ada pada master silinder dan selanjutnya
disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya mendorong
tuas pembebas
dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses
ini menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin
dengan sistem pemindah
tenaga. Posisi
saat pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan
keposisi semula oleh pegas pengembali. Sementara plunger master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada
didalam master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas pembebas
akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali dan
pegas diafragma. Konstruksi master silinder kopling hidrolis seperti terlihat
pada gambar berikut ini.
|
Gambar
2.20 Master silinder kopling hidrolis
Konstruksi
master silinder dalam gambar tersebut, penampung minyak hidrolisnya (Reservoir) terpisah dan dihubungkan menggunakan pipa
elastis. Minyak hidrolis dari
reservoir melalui pipa ke master silinder melalui saluran penghubung (pipe joint). Pada saat handel kopling diinjak, tenaganya
dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak kearah
kiri. Gerakan ini melawan pegas pengembali plunger
(returnspring) dan menekan minyak hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung sebelah kiri,
masuk ke pipa penghubung menuju ke silinder kopling. Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak
hidrolis tentu akan berkurang
khususnya karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk
menjaga agar minyak hidrolis dalam sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak
hidrolis ini diambil dari minyak persediaan direservoir. Caranya,
saat unit plunger bergerak
kekanan saat pedal kopling dilepas, maka minyak dari reservoir akan masuk
kesistem melalui katup check (check valve). Dengan demikian minyak
hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya. Berkurangnya minyak
hidrolis dalam sistem operasional kopling hidrolisakan menyebabkan langkah
tekan pedal kopling berkurang, atau kemungkinan gerakan pedal tidak tersalurkan hingga ke
tuas pembebas kopling.
Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat dilaksanakan,berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari
mesin ke system pemindah tenaga tidak dapat dilaksanakan, dan tenaga
mesin akan selalu terhubung tidak dapat diputuskan oleh kopling. Silinder
kopling kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian
kopling menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas pembebas kopling.
Tekanan minyak hidrolis dari master silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari ujung
sebelahkanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas kopling
melalui push rod. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar berikut
ini.
|
Gambar 2.21 Silinder kopling
sistem hidrolis.
Pada
silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding (bleeder plug) yang
berfungsi untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem hidrolis
kemasukan udara, maka sistem akan terganggu
kerjanya. Hal ini karena saat terjadi penekanan, maka tekanan tersebut
mengkompresikan udara tersebut baru menekan minyak. Bila jumlah
udaranya banyak maka terjadi penekanan dari master silinder, namun piston silnder kopling tidak
bergerak. Oleh karena itu udara harus dikeluarkan dari sistem hidrolis.
Pada
silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu karet penutup yang elastis untuk mencegah
kotoran masuk kesilinder kopling. Karet
penutup ini sangat penting mengingat posisi silinder kopling berada dibawah
kendaraan, yang tentunya sangat banyak berbagai kotoran dapat
mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan kerusakan, bila sampai
masuk kesilinder kopling. Sistem
pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti Bus, Truk, atau alat
berat lainnya, sering dilengkapi dengan Boster. Boster adalah unit
perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk
mengoperasikan kopling.
Perlengkapan ini dioperasikan menggunakan kevacuman, pada mesin
diesel biasanya diambil dari pompa
vacum yang dipasang pada sisi belakang alternator. Untuk membandingkan antara sistem yang
pakai boster dengan sistem
yang tidak menggunakan boster dapat dilihat pada gambar berikut ini. Keduanya menggunakan
sistem hidrolis, yang menggunakan boster,
unit boster dipasang pada silinder slave.
|
Gambar 2.22 Perbandingan Unit
Kopling Sistem Boster
Konstruksi
boster yang dipasang pada silinder kopling dapat dilihat pada gambar berikut ini :
|
Gambar 2.23 Boster Kopling
Hidrolis
2.5.2 Kopling
Gesek
Kopling gesek adalah proses pemindahan
tenaga melalui gesekan antara
bagian penggerak dengan yang akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada 12 sistem
pemindah tenaga kendaraan, khususnya
pada kendaraan ringan, sepeda motor, sedan dan mobil penumpang lainnya.
2.5.2.1 Macam-macam Kopling Gesek :
Seperti telah dijelaskan di atas, kopling gesek banyak
digunakan pada kendaraan ringan.
Pada kendaraan roda empat menggunakan jenis kering
dengan plat tunggal. Sedangkan pada sepeda motor, menggunakan jenis
basah dengan plat ganda.
Perbedaan kopling basah dan
kering, karena plat kopling tidak kena minyak pelumas untuk jenis kering,
dan plat kopling bekerja dalam minyak pelumas untuk jenis basah.
2.5.2.1.a Kopling pelat tunggal
Komponen-komponen kopling gesek pelat tunggal secara bersamaan membentuk
rangkaian kopling/ kopling set (clutch assembly). Seperti terlihat
pada gambar berikut ini
|
Gambar 2.24 Clutch Assembly
2.5.2.1.b Kopling
Plat Ganda/
Banyak
Kopling
plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu, perhatikan gambar berikut :
|
Gambar
2.25 Konstruksi
Kopling Plat Banyak
Lapisan plat kopling disebut dengan kanvas kopling
terbuat dari paduan bahan asbes dan logam.
Paduan ini dibuat dengan tujuan agar plat kopling
dapat memenuhi persyaratan, yaitu :
-
Tahan
terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena terjadi gesekan yang
memang direncanakan saat kopling akan dihubungkan.
-
Dapat
menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan menyebabkan
panas dan kotoran debu bahan yang aus. Kanvas kopling dilengkapi
dengan alur yang berfungsi untuk ventilasi dan menampungdan membuang debu yang
terjadi.
-
Tahan
terhadap gesekan. Kanvas kopling direncanakan untuk bergesekan,
maka perlu dibuat tahan terhadap keausan akibat gesekan.
-
Dapat
mencengkeram dengan baik. Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan kejutan
baik dalam bentuk pegas ataupun karet. Alat ini dipasang secara radial,
hingga disebut dengan pegas radial. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar
berikut ini
|
Gambar
2.26 Pegas Radial
Pegas radial berfungsi untuk meredam
getaran/kejutan saat kopling terhubung sehingga
diperoleh proses penyambungan yang halus, dan juga getaran
atau kejutan selama menghubungkan/bekerja. Untuk itu maka pegas radial harus mampu menerima
gaya radial yang terjadi pada plat kopling memiliki elastisitas yang baik. Namun
demikian karena penggunaan yang terus menerus, maka pegas radial dapat
mengalami kerusakan.
Untuk
yang dalam bentuk karet, kemungkinan
karetnya berkurang/tidak elastis lagi atau pecah. Sedangkan yang pegas ulir,
kemungkinan berkurang panjang bebasnya, yang biasanya ditunjukan dengan
terjadinya kelonggaran pegas dirumahnya dan menimbulkan suara. Plat kopling di samping pegas radial juga
dilengkapi dengan pegas aksial. Konstruksinya
seperti terlihat pada gambar berikut ini
|
Gambar
2.27 Pegas Aksial
Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan
menimbulkan panas, sehingga memerlukan media pendinginan. Ditinjau
dari lingkungan/media kerja, kopling dibedakan menjadi :
1)
Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek
(piringan atau disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah
umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara
yang diutamakan
dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak
terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
2)
Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek ( piringan
atau disc )
tidak terendam cairan / minyak ( dan bahkan tidak
boleh ada cairan/minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat
bergesekan, sehingga saat meneruskan daya
dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan.
Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi :
1)
Kopling
pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk
spiral. Dalam pemakaiannya
dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan: penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Sedangkan kekurangannya
: penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang
merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh
oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih
banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan
pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan
dan bekerja pada putaran lambat
|
Gambar 2.28 Kopling gesek dengan
pegas spiral
2)
Kopling
pegas diaphragma
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk
diaphragma. Penggunaan pegas diaphragma mengatasi kekurangan
dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma mempunyai kekurangan : kontruksinya
tidak sekuat pegas spiral dan kurang
responsive ( kerjanya lebih lambat ), sehingga kebanyakan kopling pegas
diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan.
|
Gambar 2.29 Konstuksi unit kopling magnet
2.6 Cara Kerja Kopling
Cara kerja kopling adalah apabila
mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda
gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling
belum dapat berputar, demikian juga dengan plat kopling
yang dipasang
dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya
bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita
ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada
waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada
roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara
roda gila dengan plat tekan.
Plat
ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi
selanjutnya secara bertahapakan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan
memutar poros utama persneling.
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung
tuas akan mendorong bantalan luncur kebelakang. Bantalan luncur akan menarik
plat tekan melawan tekanan pegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat
kopling terbebas dari roda penerus dan
perpindahan daya terputus. Bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas
kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan
roda penerus dan terjadi perpindahan daya.
|
Gambar 2.30 Gerak
bebas pedal kopling
Pada saat pelat tekan bergerak kedepan, pelat
kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula.
selain secara mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan. Sekarang sudah
banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. Secara umum, sistem hidrolik
dan hidrolik booster adalah sama. Perbedaannya
pada system hidrolik booster, booster digunakan untuk memperkecil
daya tekan pada pedal kopling.
Pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan
kebutuhan. Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling
ditekan, maka batang penerus akan mendorong piston pada master silinder
kopling, fluida pada sistemakan meneruskan daya ini ke selinder
pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan
mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas sehingga
penerusan daya dari motor ke transmisi terputus. Cara kerja sistem hidrolik
ini sama seperti cara kerja pada sistem rem. Kebocoran system hidrolik
akan mengganggu proses pelepasan hubungan.
BAB III
KEGIATAN DAN PELAKSANAAN
3.1 Kegiatan
3.1.1 Cara Mengatasi Kopling
Berat
a. Permasalahan
Kopling berguna untuk meneruskan
putaran mesin ke transmisi dan kemudian untuk menggerakkan roda. Supaya putaran
itu dapat diteruskan dengan baik dan aman maka bagian kopling harus bekerja
sempurna, kuat menerima beban dan terbebas dari putaran kalau diinjak untuk
memindahkan gigi transmisi. Beratnya injakan kopling sangat bergantung pada
besarnya kendaraan bermotor.
Supaya dapat memindahkan putaran mesin dengan aman dan tidak selip maka per penekan harus sesuai. Sistem kopling tidak gampang rusak kalau yang menggunakannya benar.
Pengemudi yang baik, tidak akan meletakkan kakinya diatas pedal kopling selama mobil berjalan, karena akan mempercepat keausan pada release bearing dan pelat kopling. Membongkar bagian ini juga sulit dan membutuhkan biaya besar, maka disarankan kalau mengganti plat kopling harus sekaligus memeriksa, apakah cluth cover, release bearing juga perlu diganti. Ada beberapa hal yang mempengaruhi beratnya injakan kopling yaitu :
Supaya dapat memindahkan putaran mesin dengan aman dan tidak selip maka per penekan harus sesuai. Sistem kopling tidak gampang rusak kalau yang menggunakannya benar.
Pengemudi yang baik, tidak akan meletakkan kakinya diatas pedal kopling selama mobil berjalan, karena akan mempercepat keausan pada release bearing dan pelat kopling. Membongkar bagian ini juga sulit dan membutuhkan biaya besar, maka disarankan kalau mengganti plat kopling harus sekaligus memeriksa, apakah cluth cover, release bearing juga perlu diganti. Ada beberapa hal yang mempengaruhi beratnya injakan kopling yaitu :
Ø Besarnya
beban yang akan dipindahkan sehingga per penekan plat kopling yang ada di cluth
cover dibuat lebih keras supaya kopling tidak slip. Kopling seperti ini kita
temukan pada mobil truk atau bus besar. Kalau tekanan per kopling dikurangi
bisa mengakibatkan kopling slip. Jarak tekan terlalu besar sehingga pengemudi
cenderung menekan jauh ke dalam. Ini diakibatkan oleh setelan terlalu stut,
free play terlalu kecil. Setelan kopling yang baik ditandai dengan waktu
kopling ditekan full sampai rapat ke lantai mobil kemudian gigi transmisi
dimasukkan dan kopling diangkat, mobil sudah bergerak sebelum mencapai 50% jarak
pedal kopling. Dengan cara ini, disamping tekanan kaki lebih ringan juga plat
kopling lebih awet, juga tidak gampang selip. Cluth cover (blindes) sudah lama
sehingga per penekan plat kopling sudah mati (tidak ngeper).
Ø Kalau semua bagian di kopling dalam kondisi
baik dapat dipastikan injakan tidak terlalu berat. Di bagian kopling juga ada
release bearing dan pilot bearing yang kalau sudah rusak bisa menimbulkan
ketidaknyamanan.
Ø Kalau
ditemukan suara kasar saat menginjak kopling segeralah periksa, jangan membiarkan
gejala karena mungkin dapat merusakkan fly wheel (roda gila).
b. Mengatasi Kopling Keras dan Berat
Berikut ini Tips Cara Mengatasi Kopling
Keras dan Berat yang bisa kita pelajari. Menginjak pedal
kopling yang terasa berat tidak akan pernah dirasakan pengemudi mobil
bertranmisi otomatis. Namun bagi pengguna mobil manual, kondisi itu bisa saja
terjadi. Apalagi mobil yang dikendarai termasuk mobil tua. Seringnya menginjak dan nelepaskan
kopling, tentu akan srasa capek. Namun apa boleh buat, menginjak kopling yang
berfungsi ntuk menjadikan setiap pemindahan gigi mulus tetap diperlukan.
Menurut ahli
teknik, ada tiga hal yang mengaruhi beratnya injakan kopling yaitu :
Ø Pertama, besarnya
beban yang mau dipindahkan sehingga per penekan plat kopling yang ada di cluth
cover dibuat lebih keras supaya kopling tidak slip. Kopling
seperti ini ditemukan pada jenis truk atau bus besar. Hal ini tidak dapat
dihindari karena sudah diperhitungkan pabrik. Kalau tekanan per kopling
dikurangi, bisa mengakibatkan kopling slip.
Ø Kedua
yaitu jarak tekan terlalu besar sehingga pengemudi cenderung menekan jauh ke
dalam. Ini diakibatkan stelan terlalu stut, free play terlalu kecil. Stelan
kopling yang baik ditandai dengan waktu kopling yang pas pula. Terutama saat
ditekan sampai rapat ke lantai. Kemudian
gigi transmisi dimasukkan dan kopling diangkat. Mobil pun sudah bergerak
sebelum mencapai 50% jarak pedal kopling. Dengan cara ini, di samping tekanan kaki
lebih ringan juga plat kopling lebih awet dan tidak gampang slip.
Ø Ketiga,
clutch cover (blindes)
sudah lama sehingga per penekan plat kopling sudah mati. Kalau semua bagian
dikopling dalam kondisi baik, dapat dipastikan injakannya tidak terlalu berat.
Dengan mengganti clutch cover
baru biasanya keluhan teratasi. Di
bagian kopling juga ada release bearing
dan pilot bearing. Jika bagian
ini rusak, kendaraan akan tidak nyaman. Kalau ditemukan ada suara kasar saat
menginjak kopling, segera periksa. Jangan membiarkan gejala itu berlanjut,
karena dapat merusak fly wheel
(roda gila). Sistem
kopling tidak gampang rusak kalau digunakan secara benar. Pengemudi sebaiknya
tidak meletakkan kaki di atas pedal kopling selama mobil berjalan. Karena akan
mempercepat keausan release bearing
dan plat kopling. Membongkar bagian ini sulit dan butuh biaya besar. Maka, saat
mengganti plat kopling, disarankan juga memeriksa cluth cover dan release bearing.
Apakah bagian ini juga perlu diganti.
3.1.2 Langkah Overhaul Kopling
Mobil
Langkah
Overhaul kopling mobil yang akan saya jelaskan adalah untuk kopling mobil manual. Tujuan overhaul kopling mobil ini untuk melakukan
pemeriksaan kondisi kopling mobil dan juga untuk mengganti kampas kopling mobil.
Posisi kopling pada semua mobil di dalam kendaraan selalu sama, hanya saja
setiap kendaraan khususnya mobil , memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
dalam melakukan overhaulnya.
Letak
perbedaan kesulitan ini ada :
1.
Posisi mesin
pada kendaraan.
2.
Besar-kecilnya
ukuran transmisi Letak
mesin pada mobil.
Namun
semuanya ini dapat diatasi jika kita memiliki
sebuah dongkrak kendaraan
yang dapat mengangkat body mobil sampai
tinggi. Biasanya pada setiap bengkel mobil, disediakan sebuah lift atau
dongkrak mobil yang
bisa mengangkat body mobil sampai setinggi
manusia berdiri. Besar-kecilnya transmisi pada sebuah mobil juga
akan sangat mempengaruhi kesulitan dalam melakukan overhaul kopling mobil. Semakin besar ukuran transmisi, maka akan semakin berat pula transmisi itu. Namun hal ini dapat di atasi dengan mempersiapkan peralatan khusus yaitu dongkrak khusus untuk pengangkat transmisi. Untuk Anda yang ingin melakukan overhaul kopling , tanpa memiliki alat khusus seperti di atas, Anda tetap dapat melakukan pembongkaran cukup dengan satu dongkrak dan jack stand. langkah - langkah overhaul kopling mobil: Untuk kali ini saya akan mengambil contoh pembongkaran kopling mobil yang menggunakan sistem penggerak belakang, yaitu menggunakan as kopel / proppeller shaft.
akan sangat mempengaruhi kesulitan dalam melakukan overhaul kopling mobil. Semakin besar ukuran transmisi, maka akan semakin berat pula transmisi itu. Namun hal ini dapat di atasi dengan mempersiapkan peralatan khusus yaitu dongkrak khusus untuk pengangkat transmisi. Untuk Anda yang ingin melakukan overhaul kopling , tanpa memiliki alat khusus seperti di atas, Anda tetap dapat melakukan pembongkaran cukup dengan satu dongkrak dan jack stand. langkah - langkah overhaul kopling mobil: Untuk kali ini saya akan mengambil contoh pembongkaran kopling mobil yang menggunakan sistem penggerak belakang, yaitu menggunakan as kopel / proppeller shaft.
Berikut langkah kerja
dalam melakukan overhaul pada kopling mobil :
a.
Pembongkaran
1.
Lepaskan baut
- baut pengingkat yang menghubungkan transmisi dengan proppeller shaft.
2.
Lepaskan baut
- baut pengingkat yang menghubungkan
transmisi dengan backing plate
pada mesin.
3.
Turunkan atau
pisahkan transmisi dari mesin.
4.
Lepaskan baut - baut pengingkat clutch cover pada flywheel.
5.
Dengan melepas
semua baut pengikat clutch cover
tersebut, maka secara otomatis clutch cover
dan kampas kopling akan terlepas dari flywheel.
b.
Pemasangan
1.
Gunakan clutch
center , yaitu sebuah alat khusus
yang digunakan untuk meluruskan lubang pada kampas kopling dengan lubang pada flywheel. Kalau tidak ada , gunakan tali terlebih dahulu untuk mengingkat
kampas
kopling ke clutch cover, usahakan posisi diameter luar kampas kopling rata dengan posisi dari plat tekan pada clutch cover.
kopling ke clutch cover, usahakan posisi diameter luar kampas kopling rata dengan posisi dari plat tekan pada clutch cover.
2.
Tempelkan
susunan kampas kopling dan clutch
cover pada flywheel.
3.
Pasang semua
baut pengikatnya dan kencangkan
kurang lebih 3 kg m.
4.
Pasang kembali
transmisi pada backing plate dari
mesin.
5.
Pasang baut
pengikatnya dan kencangkan.
6.
Pasang as
kopel / proppeller shaft pada transmisi.
7.
Pasang baut pengikatnya dan kencangkan.
8.
Selesai, untuk mengetahui hasil dari apa yang kita
kerjakan maka lakukan pengetesan.
3.2 Pelaksanaan
Praktik di mulai
pada tanggal 19 November 2012 sampai dengan 22 Januari 2013 di bengkel
PT.WILMAR PLATANTIONS ( ex PT. TANIA SELATAN ). Dengan menggunakan media mobil
Truck/Mobil Tangki, Daihatsu Hellen, Kijang dan Beberapa Alat berat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
Kopling merupakan bagian dari
sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi
memutus dan menghubungkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan
(pemakai/penggunaan tenaga).
2.
Sistem pengoperasian kopling merupakan
mekanisme pengendalian fungsi kopling
yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan
kopling sesuai dengan yang diinginkan.
3.
Kopling dibagi ke dalam dua jenis
besar :
-
Kopling Tetap ( Kopling Kaku, Kopling Karet Ban, Kopling Fluida )
-
Kopling Tidak Tetap ( Kopling Cakar, Kopling Plat,
Kopling Kerucut dan Kopling Friwil )
4.
Komponen
utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : Roda penerus, roda kopling,
plat tekan, unit plat tekan, rumah kopling, plat kopling, pegas penekan, tuas
penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
5.
Terdapat
dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik dan
sistem hidrolis.
6.
Komponen
pengoperasian kopling sistem mekanik adalah sebagai berikut :
a.
Pedal kopling berfungsi untuk menyalurkan tenaga
pengemudi melalui injakan kakinya, dalam upaya mengendalikan kerja
kopling.
b.
Kabel
kopling berfungsi untuk memindahkan gerakan tenaga injakan kaki
pengemudi pada pedal kopling, ke tuas pembebas kopling.
c.
Batang
ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan dengan tuas pembebas
berfungsi untuk mengatur gerak bebas tuas pembebas.
d.
Pegas pengendali pedal kopling, berfungsi untuk
mengembalikan posisi pedal kopling setelah dipergunakan untuk
mengoperasikan kopling.
7.
Komponen
pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah sebagai berikut :
a.
Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah
gerak mekanis dari pedal kopling menjadi tekanan minyak hidrolis.
b.
Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan
hidrolis yangdihasilkan dari master silinder kopling.
c.
Silinder
kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari master silinder menjadi
gerak mekanis yang disalurkan ke push rod dan diteruskan ketuas pembebas
kopling.
d.
Boster
kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injakan pedal kopling.
Komponen ini hanya dipergunakan pada kedaraan berat.
4.2 Saran
Semoga praktik kerja industri yang
selanjutnya dapat lebih baik dari apa yang telah kami laksanakan pada tahun ini,
dan semoga laporan ini dapat berguna bagi adik-adik kelas yang membutuhkan
laporan ini dan laporan-laporan akhir prakerin lebih baik dari yang sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
(diakses pada tanggal : 16 Desember 2012)
(diakses pada tanggal 16 Desember 2012)
(diakses pada tanggal : 02 Januari 2013)
(diakses pada tanggal : 04 Januari 2012)
(diakses pada tanggal : 04 Januari 2012)
(diakses pada tanggal 05 Januari 2012)
(diakses pada tanggal 05 Januari 2012)
(diakses pada tanggal 05 Januari 2012)