Sabtu, 11 Agustus 2012


KETIKA KU BERMIMPI TENTANG KAMU

Ada waktu dalam hidup ku
Dimana ketika ku membuka mata
Ada Kamu di sisi Ku.
Berharap Kau lebih dari sebuah mimpi,
Agar Aku bisa menjangkau dan menyentuh mu,
Gadis yang telah lama ada dalam hati ku.

Ada beberapa hal yang ku
kira tidak akan pernah tahu.
Dan mengerti bahwa
Bila  mencintai seseorang
Harus belajar untuk bisa membiarkan mereka pergi.

Ketika Ku bermimpi tentang Kamu,
Saat itulah semua yang Ku harapkan.
Kau dalam pelukanku
Di sisi ku, selamanya.

Ketika Ku bermimpi tentang Kamu,
Gadis tidak pernah bisa pergi,
Kecuali Hanya dengan menutup mata.
Dan dalam waktu ku selalu,
Menunggu Mu dalam mimpiku
Karena aku masih mencintai, dan sangat mencintai Kamu.

Bagaimana, Ku agar bisa membuat Mu yakin dan Melihat
Bahwa aku hancur
Ketika Kamu hilang.
Karena Ku tidak pernah yakin
Untuk bisa melepaskan Mu,
karena Sayank  Mu jauh terlalu kuat untuk Ku,
Dan Perasaan ku yang tak kan pernah bisa Melepas Mu

Selamat Jalan Cacing Ku....... Happy Birtsday 27th

Selasa, 07 Agustus 2012

Indonesia Raya, LAGU KEBANGSAAN KU yang PENUH MAKNA





Indonesia Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku…!

Disanalah Aku Berdiri, Jadi Pandu Ibuku..!
Indonesia Kebangsaanku, Bangsa Dan Tanah Airku…
Marilah Kita Berseru…Indonesia Bersatu…!
Hiduplah Tanahku…Hiduplah Negeriku…Bangsaku Rakyatku Semuanya
Bangunlah Jiwanya…Bangunlah Badannya Untuk Indonesia Raya…!
Indonesia Raya…Merdeka ! Merdeka !
Indonesia Raya...Tanah ku Negeri ku yang ku cinta...
Indonesia Raya..Merdeka ! Merdeka !
Hiduplah Indonesia Raya...

Tahu kah kalian
Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan “…Lagu Kebangsaan…” di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh surat kabar Sin Po. Setelah dikumandangkan tahun 1928, pemerintah kolonial Hindia Belanda segera melarang penyebutan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya. Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka ikuti lagu itu dengan mengucapkan “Mulia, Mulia!”, bukan “Merdeka, Merdeka!” pada refrein. Akan tetapi, tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan. Lirik lagu Indonesia diatas adalah official lyric versi tahun 1958.
Dengan mendalami satu per satu dalam setiap bait demi bait sajak lagu Indonesia Raya, kita akan menemukan semangat Cinta Tanah Air yang tinggi dan mulia yang coba ditularkan oleh Wage Rudolf Supratman dan segenap pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang mencita-citakan tegaknya pemerintahan yang berdaulat, berdirinya negara yang dibangun dan dipelihara oleh orang Indonesia asli, oleh anak-anak ibu pertiwi yang siap menjadi pandu bagi ibunya. Lihatlah bagian sajak berupa seruan untuk bersatu, untuk mendoa akan kebahagiaan negeri yang juga merupakan kebahagiaan rakyatnya, dan janji keabadian negeri ini…lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan ibarat lagu pujian, rasa syukur, serta doa yang dikumandangkan segenap rakyat Indonesia kepada Tuhan yang Maha Kuasa, sehingga akhirnya tercapailah kemerdekaan yang didamba-dambakan itu..
Kini, setelah roda waktu menggilas negeri ini, telah 65 tahun sudah Indonesia berusaha mengisi kemerdekaannya.. untaian kata-kata yang memiliki mukzizat dalam mempersatukan perjuangan pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928, yang bertuah menjadikan Indonesia merdeka pada tahun 1945 kini telah kehilangan kekuatannya, kehilangan mukzizat dan daya saktinya untuk mempersatukan bangsa sehingga perpecahan atas nama agama, suku, dan ras makin sering terjadi, kedaulatan bangsa dikoyak-koyak luar dalam…
Kumandang lagu Indonesia Raya saat kini tidak lagi terasa kesakralannya. Di upacara-upacara institusi sekolah maupun instansi pemerintah, koor Indonsia Raya hanya formalitas belaka karena sebagian besar peserta lebih asyik mengobrol. Dalam kenyataannya justru lagu-lagu yang dapat lebih dihayati oleh masyarakat sekarang adalah lagu-lagu komersial dengan tema yang monoton dan tidak membangun jiwa bangsa . Tema-tema yang menginspirasi masyarakat jatuh dalam dunnia cinta individual dan menjauh dari rasa cinta tanah air. Ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan, mereka tidak lagi merasakannya sebagai suatu lagu yang khusus sifatnya, tapi merasakannya sama seperti lagu lainnya. (Padahal lagu lainnya sedikit yang berjiwa kebangsaan) Kehilangan arti dan makna dari lagu kebangsaan dalam waktu yang lama berakibat memperlemah jiwa kebangsaan, dan menurunnya rasa berbangsa dan bernegara. Lemahnya nasionalisme pada sebagian bersar warga negara, akan berdampak pada kewibawaan negara yang semakin jatuh, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
..Di ruang maya yang ada ini, kami berupaya memaknai kembali makna lagu Indonesia raya dan menggali kesakralan kata-katanya…
“Indonesia Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku…Disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku”
Menanamkan rasa memiliki negeri, Tanah Air Indonesia adalah tempat untuk berkarya dan berdarma bakti warga negara Indonesia dengan kerja keras membanting tulang, menguras keringat dan air mata, sampai menumpahkan darah. Sikap setiap warga terhadap ibu pertiwi atau tanah air Indonesia selayaknya sikapnya terhadap ibu kandung.
” Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku. Marilah kita berseru, Indonesia bersatu ..!”
Setiap warga negara Indonesia, berusaha sedapat mungkin menjauhkan semua hal yang dapat memecah belah Indonesia dan sebagai seruan untuk mengingat persatuan adalah kunci untuk keabadian NKRI.
“Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku, Rakyatku semuanya, Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya..”
Seruan yang mengingatkan setiap warga negara Indonesia untuk senantiasa mendoakan negeri ini agar tidak berhenti memberikan kehidupan turun temurun kepada anak negerinya. Harapan agar generasi penerus kelak akan melanjutkan kedaulatan negeri ini dengan Jiwa dan Raga yang telah terbangun. Bangun jiwa diletakkan lebih dahulu dengan maksud warga negara Indonesia haruslah lebih mengutamakan membangun jiwa kebangsaan, ruh nasionalisme, semangat berbangsa dan bernegara, mental spiritual dengan sangat prima, dan menjadi prioritas utama, baru membangun fisik berupa teknologi, infrastruktur, kemapanan hidup masyarakatnya.
“Indonesia Raya merdeka merdeka, Tanahku negeriku yang kucinta (2x)” Berupa doa dan harapan dari bangsa indonesia yang mencintai negerinya agar senantiasa merdeka dari berbagai bentuk penindasan kemanusiaan, seluruh wilayah Indonesia harus benar-benar merdeka, tidak ada lagi penjajahan, penyerobotan dari pihak asing, tidak ada penguasaan daerah oleh pihak asing.
” Hiduplah Indonesia Raya .. “
Oleh, Andwi Pangestu -dikutip dari-Dwi P. Ganatri, ( memaknai kemerdekaan )
Camping CAI se Sumatera-Selatan InsyaAllah akan di gelar pada bulan Oktober di Bumi Perkemahan Danau Teluk Gelam

Senin, 06 Agustus 2012

manfaat cacing tanah

Cacing tanah bagi petani sama berharganya dengan hujan karena mengembalikan nitrogen ke bumi. Pada zaman dahulu, cacing malah dianggap makhluk suci.
Cacing tanah dapat mengobati demam, tifus, hiperlipidemia, meningkatkan imunitas, menurunkan tekanan darah, meningkatkan nafsu makan, mengurangi pegal-pegal, menurunkan kadar gula, dan mengurangi gangguan pasca stroke. Prospek sebagai material obat sangat menjanjikan.
Cacing tanah jenis Lumbricus sudah banyak digunakan sebagai obat sejak lama. Cacing tanah masuk dalam “Ben Cao Gang Mu” yang merupakan buku farmakope pengobatan tradisional Cina.

Beberapa penelitian membuktikan adanya daya antibakteri dari protein hasil ekstraksi cacing tanaha yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif.
Dalam dunia kedokteran modern, senyawa aktif cacing tanah banyak dipakai sebagai bahan obat maupun bahan kosmetik baik itu sebagai pelembut kulit, pelembab wajah maupun sebagai antiinfeksi. Pakar dari Vietnam telah membuktikan efektivitas cacing tanah untuk mengobati pasien-pasien pengidap stroke, hipertensi, epilepsi, dan berbagai penyakit infeksi lainnya.
Cacing dapat menjadi penghancur gumpalan darah, hal ini sudah dilaporkan sejak 1920-an dan dibuktikan oleh peneliti Jepang bahwa ada enzim pelarut fibrin dalam cacing yang dinamakan lumbrokinase.
Canada RNA Biochemical, Inc. lantas mengembangkan penelitian tersebut dan menstandarkan enzim lumbrokinase menjadi obat stroke. Obat ini populer dengan nama dagang ”Boluoke” dan lazim diresepkan untuk mencegah dan mengobati penyumbatan pembuluh darah jantung yang berisiko mengundang penyakit jantung koroner, hipertensi, dan stroke.Selama ini obat penghancur gumpalan darah yang digunakan adalah aktivator jaringan plasminogen dan stretokinase. Kedua obat tersebut kerjanya lambat.
Cacing putih adalah simbol, dimana seekor cacing merupakan mahluk yang menjijikan bagi sebagian orang, namun putih yang selalu artikan keihklasan.

selamat datang di blog ini,