Cacing tanah bagi petani sama berharganya dengan hujan karena
mengembalikan nitrogen ke bumi. Pada zaman dahulu, cacing malah dianggap
makhluk suci.
Cacing tanah dapat mengobati demam, tifus, hiperlipidemia, meningkatkan
imunitas, menurunkan tekanan darah, meningkatkan nafsu makan, mengurangi
pegal-pegal, menurunkan kadar gula, dan mengurangi gangguan pasca
stroke. Prospek sebagai material obat sangat menjanjikan.
Cacing tanah jenis Lumbricus sudah banyak digunakan sebagai obat sejak
lama. Cacing tanah masuk dalam “Ben Cao Gang Mu” yang merupakan buku
farmakope pengobatan tradisional Cina.
Beberapa penelitian membuktikan adanya daya antibakteri dari protein
hasil ekstraksi cacing tanaha yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif.
Dalam dunia kedokteran modern, senyawa aktif cacing tanah banyak
dipakai sebagai bahan obat maupun bahan kosmetik baik itu sebagai
pelembut kulit, pelembab wajah maupun sebagai antiinfeksi. Pakar dari
Vietnam telah membuktikan efektivitas cacing tanah untuk mengobati
pasien-pasien pengidap stroke, hipertensi, epilepsi, dan berbagai
penyakit infeksi lainnya.
Cacing dapat menjadi penghancur gumpalan darah, hal ini sudah
dilaporkan sejak 1920-an dan dibuktikan oleh peneliti Jepang bahwa ada
enzim pelarut fibrin dalam cacing yang dinamakan lumbrokinase.
Canada RNA Biochemical, Inc. lantas mengembangkan penelitian tersebut
dan menstandarkan enzim lumbrokinase menjadi obat stroke. Obat ini
populer dengan nama dagang ”Boluoke” dan lazim diresepkan untuk mencegah
dan mengobati penyumbatan pembuluh darah jantung yang berisiko
mengundang penyakit jantung koroner, hipertensi, dan stroke.Selama ini
obat penghancur gumpalan darah yang digunakan adalah aktivator jaringan
plasminogen dan stretokinase. Kedua obat tersebut kerjanya lambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar